Tampilkan postingan dengan label Proposal Skripsi Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proposal Skripsi Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Senin, 24 Maret 2008
ANALISIS PENGARUH CITRA DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
Citra atau image merupakan hal penting dalam perusahaan. Meskipun demikian, belum ada konsensus tentang definisi citra itu sendiri. Misalnya, Meyer (1988) dalam Riana dan Tanding (2003) menyatakan bahwa “penampilan, kepribadian, atau gambaran mental secara umum dari suatu perusahaan disebut kesan perusahaan”. Sedangkan menurut Kotler (1997) menyatakan bahwa “citra merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan maupun produknya”. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Smith (1992) dalam Dwi dan Anne (2001) menyatakan bahwa citra adalah segala sesuatu yang berasal dari kesan atau tanggapan terhadap visual dari logo perusahaan, kop surat, ruangan, suasana yang diciptakan pengalaman baik dalam merasakan produk yang berkualitas atau layanan yang menyenangkan. Citra terbentuk dari dua faktor yaitu faktor komunikasi dan pengalaman kosumen selama mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka dapat. Untuk itu citra yang baik harus diciptakan oleh suatu perusahaan karena dengan mempunyai citra yang baik diharapkan konsumen akan mempunyai persepsi yang baik pula mengenai kualitas yang dimiliki. Unduh
Kamis, 13 Maret 2008
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS DANUREJAN I DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
Pemberian motivasi dalam rangka untuk meningkatkanprestasi selalu diterapkan dalam setiap organisasi baik instansi pemerintah maupun instansi swasta, tidak terkecuali Puskesmas Danurejan I Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai suatu organisasi instansi pemerintah Puskesmas Danurejan I Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam melakukan tugasnyayangberdasarkan misi Departemen Kesehatan adalah peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan untukmemperoleh derahat kesehatan yang optimal.
Secara sepintas kita dapat melihat bahwa tugas dan fungsi Puskesmas Danurejan I Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ikut berperan dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan, untuk itu diperlukan suatu kecermatan dalam menangani kesehatan masyarakat atau prosedur kerja yang baik, serta koordinasi baik antar instansi dan personil yang terkait untuk mencapai suatu hasil yang optimal.Unduh
Secara sepintas kita dapat melihat bahwa tugas dan fungsi Puskesmas Danurejan I Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ikut berperan dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan, untuk itu diperlukan suatu kecermatan dalam menangani kesehatan masyarakat atau prosedur kerja yang baik, serta koordinasi baik antar instansi dan personil yang terkait untuk mencapai suatu hasil yang optimal.Unduh
ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI GAJI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT LUDIRA HUSADA TAMA YOGYAKARTA TAHUN 2004-2005
Pemuasan terhadap kebutuhan yang diinginkan karyawan dapat berdampak positif terhadap motivasi kerja karyawan. Namun sebaliknya rumah sakit yang tidak mampu untuk memberikan pemuasan kebutuhan yang sesuai dengan keinginan karyawan akan berdampak negatif tehadap prilaku kerja karyawan sehingga dapat merugikan rumah sakit.
Terpenuhinya kebutuhan dan kesejahteraan karyawan, tentu dapat mendorong karyawan bekerja dengan tenang, penuh semangat, dan dapat berkonsentrasi penuh terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kesejahteraan karyawan adalah pemberian kompensasi, yaitu berupa gaji yang memadai, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan tunjangan lainnya, kemudahan dalam pemrosesan izin ataupun cuti, serta pemberian fasilitas fasilitas lain yang mendukung.
Kompensasi gaji adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko,1999:155).Unduh
Terpenuhinya kebutuhan dan kesejahteraan karyawan, tentu dapat mendorong karyawan bekerja dengan tenang, penuh semangat, dan dapat berkonsentrasi penuh terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kesejahteraan karyawan adalah pemberian kompensasi, yaitu berupa gaji yang memadai, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan tunjangan lainnya, kemudahan dalam pemrosesan izin ataupun cuti, serta pemberian fasilitas fasilitas lain yang mendukung.
Kompensasi gaji adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko,1999:155).Unduh
Minggu, 09 Maret 2008
“PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP RAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK JAKARTA”
Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri / perusahaan sendiri. Menurut Sugiri (2003) dalam Melast Teddy (2005) , earnings management berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi, earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan kompenen discresionary accruals dalam menentukan besarnya earning. Secara luas Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Scott (1997) dalam Rahmawati dkk (2006), mendefinisikan earnings management sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan. Manajemen laba sebagai suatu fenomena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang menjadi pendorong timbulnya fenomena tersebut. Watt dan Zimmerman dalam teori akuntansi positif membagi motivasi Earning management menjadi 3 yaitu : bonus plan hypothesis, debt to equity hypothesis dan political cost hypothesis.
Unduh
Scott (1997) dalam Rahmawati dkk (2006), mendefinisikan earnings management sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan. Manajemen laba sebagai suatu fenomena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang menjadi pendorong timbulnya fenomena tersebut. Watt dan Zimmerman dalam teori akuntansi positif membagi motivasi Earning management menjadi 3 yaitu : bonus plan hypothesis, debt to equity hypothesis dan political cost hypothesis.
Unduh
SUBSTANSI REALISTIK YANG MEMPENGARUHI BASE LENDING RATE MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk
Praktiknya, saat ini bank syariah dalam menentukan keuntungan murabahah menggunakan pendekatan “Base Lending Rate” sesuai pada bank konvensional (yang dinyatakan dalam bentuk prosentase). Dalam perhitungan keuntunganpun dilakukan seperti bank konvensional. Banyak yang mengatakan bahwa perhitungan keuntungan dengan cara sistem flat, dengan sistem anuitas dan sistem lain yang dipergunakan oleh bank konvensional saat ini merupakan teknik matematik dan teknik ini digunakan dalam menghitung keuntungan murabahah. Yang sangat penting dan merupakan esensi dalam keuntungan murabahah adalah adanya kata sepakat antara penjual dan pembeli dan tidak merugikan satu dan yang lain, tidak menimbulkan kemudharatan dan tidak menimbulkan penganiayaan satu dengan yang lain.
Penentuan keuntungan murabahah dengan pendekatan Lending Rate seperti bank konvensional bukanlah hal yang salah, namun yang perlu dicermati adalah data-data atau komponen yang dipergunakan dalam menentukan base lending rate tersebut. Jadi, yang perlu dicermati bukan hasil akhir yang menghasilkan prosentase, namun komponen dan proses untuk menghasilkan prosentase tersebut.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah komponen base lending rate yang akan diterapkan dalam bank syariah. Dari uraian di atas maka peneliti ingin meneliti komponen-komponen yang digunakan bank syariah untuk menentukan besarnya base lending rate sebagai prosentase keuntungan murabahah. Unduh
Penentuan keuntungan murabahah dengan pendekatan Lending Rate seperti bank konvensional bukanlah hal yang salah, namun yang perlu dicermati adalah data-data atau komponen yang dipergunakan dalam menentukan base lending rate tersebut. Jadi, yang perlu dicermati bukan hasil akhir yang menghasilkan prosentase, namun komponen dan proses untuk menghasilkan prosentase tersebut.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah komponen base lending rate yang akan diterapkan dalam bank syariah. Dari uraian di atas maka peneliti ingin meneliti komponen-komponen yang digunakan bank syariah untuk menentukan besarnya base lending rate sebagai prosentase keuntungan murabahah. Unduh
Minggu, 24 Februari 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN MOBIL HONDA DI JOGJAKARTA
Dalam persaingan pasar yang semakin kompetitif, agar dapat bertahan setiap perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggannya. Untuk mempertahankan pelanggannya, diperlukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini perusahaan perlu menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal merupakan pendorong utama dan penentu penting bagi pencapaian profit perusahaan. Aaker (1996) dalam Herizon dan Maylina (2003) menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah sebagai suatu faktor yang penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek. Nilai penting dari merek tersebut dapat meliputi kualitas, bentuk serta kegunaan dari barang dan jasa yang ditawarkan lebih baik dari yang ditawarkan pesaing. Loyalitas terhadap merek memiliki nilai strategik bagi perusahaan, antara lain mengurangi biaya pemasaran, keuntungan dalam trade leverage, menarik minat konsumen, dapat memberikan keuntungan waktu untuk merespon pesaing.
Loyal tidaknya konsumen terhadap suatu merek perusahaan, sangat tergantung pada kemampuan manejemen perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek. Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa kepuasan konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen, organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapat pangsa pasar yang lebih luas (Barsky, 1992 dalam Suhartanto, 2001). Untuk membangun kepuasan konsumen, pengukuran dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen sangat penting dilakukan. Zeithmal dan Bitner (1996) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah kualitas pelayanan, kualitas produk, harga dan faktor situasi dan personal dari konsumen. Dalam literatur lain dijelaskan juga selain faktor-faktor di atas, nilai dari suatu merek atau produk dan kualitas persepsian merupakan faktor yang mempengaruhi terbetuknya kepuasan konsumen (Selnes, 1993 dan Spreng, 1997 dalam Sugandini, 2003). Dalam penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan nilai dan kualitas persepsian sebagai faktor pembentuk kepuasan konsumen. Dengan terbentuknya kepuasan konsumen tersebut, akan menimbulkan loyalitas konsumen.
Unduh
Loyal tidaknya konsumen terhadap suatu merek perusahaan, sangat tergantung pada kemampuan manejemen perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek. Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa kepuasan konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen, organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapat pangsa pasar yang lebih luas (Barsky, 1992 dalam Suhartanto, 2001). Untuk membangun kepuasan konsumen, pengukuran dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen sangat penting dilakukan. Zeithmal dan Bitner (1996) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah kualitas pelayanan, kualitas produk, harga dan faktor situasi dan personal dari konsumen. Dalam literatur lain dijelaskan juga selain faktor-faktor di atas, nilai dari suatu merek atau produk dan kualitas persepsian merupakan faktor yang mempengaruhi terbetuknya kepuasan konsumen (Selnes, 1993 dan Spreng, 1997 dalam Sugandini, 2003). Dalam penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan nilai dan kualitas persepsian sebagai faktor pembentuk kepuasan konsumen. Dengan terbentuknya kepuasan konsumen tersebut, akan menimbulkan loyalitas konsumen.
Unduh
Rabu, 20 Februari 2008
HUBUNGAN ANTARA RELATIONSHIP MARKETING DAN MERKETING PUBLIC RELATION (MPR) YANG BERPENGARUH PADA CUSTUMER LOYALTY PT. INDOFOOD
PT. Indofood adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan, minuman dll, dimana pelanggannya membutuhkan per produk dalam jangka waktu yang sebentar. Dengan kondisi ini P.T Indofood menciptakan service (pelayanan) yang memuaskan pelanggan hal ini terbukti dengan digunakannya pendekatan marketing public relations pada konsumen serta hubungannya dengan relationship marketing terhadap loyalitas konsumen pada produk-produk P.T Indofood, membuat para pelanggan puas akan pelayanan tersebut. Unduh
Langganan:
Postingan (Atom)