Dalam persaingan pasar yang semakin kompetitif, agar dapat bertahan setiap perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggannya. Untuk mempertahankan pelanggannya, diperlukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini perusahaan perlu menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal merupakan pendorong utama dan penentu penting bagi pencapaian profit perusahaan. Aaker (1996) dalam Herizon dan Maylina (2003) menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah sebagai suatu faktor yang penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek. Nilai penting dari merek tersebut dapat meliputi kualitas, bentuk serta kegunaan dari barang dan jasa yang ditawarkan lebih baik dari yang ditawarkan pesaing. Loyalitas terhadap merek memiliki nilai strategik bagi perusahaan, antara lain mengurangi biaya pemasaran, keuntungan dalam trade leverage, menarik minat konsumen, dapat memberikan keuntungan waktu untuk merespon pesaing.
Loyal tidaknya konsumen terhadap suatu merek perusahaan, sangat tergantung pada kemampuan manejemen perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek. Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa kepuasan konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen, organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapat pangsa pasar yang lebih luas (Barsky, 1992 dalam Suhartanto, 2001). Untuk membangun kepuasan konsumen, pengukuran dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen sangat penting dilakukan. Zeithmal dan Bitner (1996) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah kualitas pelayanan, kualitas produk, harga dan faktor situasi dan personal dari konsumen. Dalam literatur lain dijelaskan juga selain faktor-faktor di atas, nilai dari suatu merek atau produk dan kualitas persepsian merupakan faktor yang mempengaruhi terbetuknya kepuasan konsumen (Selnes, 1993 dan Spreng, 1997 dalam Sugandini, 2003). Dalam penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan nilai dan kualitas persepsian sebagai faktor pembentuk kepuasan konsumen. Dengan terbentuknya kepuasan konsumen tersebut, akan menimbulkan loyalitas konsumen.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Plis, Tinggalkan Komentar