Google
 
Tampilkan postingan dengan label Skripsi Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Skripsi Psikologi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Januari 2010

PENGARUH MENONTON TELEVISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV, V, VI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AR-ROHMAT SUMBERSARI PAGADEN SUBANG TAHUN PELAJARA

Perkembangan jaman yang semakin modern, menuntut manusia untuk dapat menyesuaikan diri dalam arti untuk dapat terus survive maka manusia harus memiliki bekal kemampuan baik dalam bidang teknologi maupun agama dan intelegensi. Karena perkembangan jaman tersebut diikuti oleh berbagai perubahan baik perubahan ekonomi, industri, pendidikan politik sosial dan lain-lain yang telah berdampak pada kehidupan manusia.

Siswa merupakan salah satu kelompok manusia yang memiliki tanggung jawab yang besar baik kepada diri sendiri maupun pada negara. Untuk itu siswa hendaknyalah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan perubahan berbagai aspek tersebut. Untuk mempersiapkan siswa menjadi orang-orang yang berprestasi maka siswa harus diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan selalu dan harus melalui banyak proses dan kendala yang harus dilewati. Untuk melewati proses tersebut tidak begitu sulit karena hal tersebut dapat dilalui seiring dengan kematangan jiwa anak. Namun yang menjadi masalah adalah banyaknya gangguan baik gangguan itu dari luar maupun dari siswa itu sendiri.

Siswa merupakan individu yang masih labil sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang berasal dari luar. Diantaranya adalah televisi. Televisi merupakan salah satu hasil dari perkembangan jaman yang memiliki beragam acara sehingga memberi kepuasan tersendiri bagi seseorang. Acara yang disajikan oleh televisi tersebut memuat acara dari yang bersifat hiburan sampai dengan pendidikan yang memberi masukan kepada siswa secara tidak sadar. Masukan-masukan dari acara TV tersebut akan mempengaruhi siswa

terutama pada belajarnya. Namun tidak dipungkiri bahwa ada juga siswa yang berhasil melalui belajar dari televisi dan ada juga siswa yang mengalami kegagalan disebabkan oleh televisi. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan belajar tidak hanya dipengaruhi oleh intelegensi. Karena pada dasarnya kegagalan siswa dalam belajarnya tidak selalu disebabkan oleh kebodohan dan rendahnya intelegansi, namun dapat disebabkan oleh ketidak mampuan siswa dalam mengatur waktu menonton televisi dan belajarnya. Jadi televisi tersebut dapat menjadi sarana belajar dan dapat pula menjadi kendala belajar. Hal ini tergantung pada bagaimana siswa mempergunakannya. Unduh

Rabu, 26 Maret 2008

Hubungan antara Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi dan Pengendalian Hubungan Seksual Pranikah Remaja

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis pada beberapa mahasiswa, perilaku seksual sebelum menikah justru banyak dilakukan oleh mahasiswa yang berpacaran, meskipun tidak semua mahasiswa berpacaran melakukan hal tersebut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jati (2001) sebanyak 26,7 persen mahasiswa Universitas Wangsa Manggala mempunyai intensi perilaku seksual yang tinggi. Perilaku tersebut tidak jarang dilakukan di tempat kost maupun di rumah sendiri karena kurangnya pengawasan dari orang tua maupun adanya kebebasan di tempat kost (Jati, 2001). Perilaku seksual tersebut dapat terlihat mulai dari tahap yang paling ringan yaitu berpegangan tangan hingga tahap yang paling berat yaitu melakukan senggama. Selain faktor pengetahuan kesehatan reproduksi faktor jenis kelamin juga berpengaruhi terhadap pengendalian perilaku hubungan seksual pranikah. Menurut Hurlock (1996) dibandingkan dengan remaja perempuan remaja laki-laki ternyata banyak memberikan respon terhadap stimuli seksual. Hal tersebut membuat sikap dan perilaku seksual laki-laki sebelum menikah lebih menonjol dibandingkan perempuan. Penyebabnya karena masih berlakunya standar ganda dalam perilaku seksual yaitu tuntutan yang berbeda pada laki-laki dan perempuan. Perempuan dituntut lebih berhati-hati, sedangkan laki-laki lebih bebas mengekspresikan perilaku seksualnya (Faturrochman, 1992).Unduh