Google
 

Minggu, 03 Januari 2010

PERGESERAN TRADISI SAMBATAN KE ARAH KOMERSILITAS DI DESA GIRIWUNGU KEC PANGGANG KAB GUNUNGKIDUL

“Sepi ing pamrih rame ing gawe”. Ungkapan tersebut berasal dari bahasa Jawa yang di dalamnya mengandung pengertian bahwa orang akan mengutamakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya tanpa memperhitungkan balas jasa “pamrih” atas hasil pekerjaanya itu. Demikian semboyan tersebut sering kita dengar bila sekelompok orang dalam masyarakat Indonesia dan khususnya di daerah-daerah pedesaan di Jawa melakukan kegiatan bekerjasama untuk suatu maksud dan tujuan tertentu, yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengerahkan tenaga yang banyak. ( Depdikbud, 1982 : 1).
Sistem kegiatan bekerja bersama semacam itu orang-orang pun sering menyebut dengan istilah “gotong royong” yang maksudnya bekerja sama. Memang benar yang dimaksud kata “gotong royong”, kata “gotong royong” ini berasal dari kata Jawa “gotong” yang artinya memikul dan “royong” yang artinya bersama. Maka “gotong royong” bermakna bekerja sama. (Kartohadikoesoemo, 1953 : 243).
Disamping kegiatan gotong royong itu ada pula kegiatan gotong royong bersifat tolong menolong yang orang desa sering menyebutnya dengan istilah sambatan atau sambat sinambat. Kata sambatan berasal darikata sambat yang artinya “mengeluh”. Hubungannya dengan kegiatan gotong royong mempunyai pengertian kiasnya, timbul kata nyambat yang artinya “minta tolong” ; yang seterusnya dari adanya nyambat itu menimbulkan kegiatan gotong royong bersifat tolong menolong yang orang Jawa pedesaan sering menyebut dengan istilah sambatan atau sambat-sinambat (Depdikbud, 1982 : 3). Unduh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Plis, Tinggalkan Komentar